PENGARUH PENERAPAN SISTEM SIRKULASI AIR PROSES INDUSTRI TAPIOKA PADA PRODUK DAN BEBAN CEMARAN

Sigit Kartasanjaya Endang Tri Hastuti, Karyadi

Abstract


Industri pati tapioka merupakan industri yang membutuhkan banyak air. Untuk memproses satu ton ketela pohon dibutuhkan air sebanyak 6 sampai 9 m3, dan air proses tersebut setelah digunakan untuk perendaman dan mengekstrak pati tapioka, langsung  dibuang sebagai limbah cair industri. Pada penelitian ini air proses pengolahan tapioka digunakan lagi secara sirkulasi dan berulang kali (reuse) sebanyak lima kali.untuk mengekstrak pati tapioka. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggunaan air proses secara berulang sebanyak 5 kali dapat di hemat penggunan air proses sebesar 80%, dan volume limbah cair  diminimalkan sampai 74,52 %, namun beban cemaran limbah cair semakin tingggi. Tanpa proses sirkulasi beban nilai BOD  mencapai  10541 mg/l pada sirkulasi ke dua sampai ke lima sebesar 15616 mg/l, 17563 mg/l, 20.886 mg/l dan 23.424 mg/l. Dari hasil percobaan diketahui bahwa semua proses ekstraksi dihasilkan pati  tapioka berwarna putih, dengan derajat putih (whiteness) rata-rata 82,1 %. Warna putih tapioka setelah diuji dengan uji t tak berbeda nyata; 0,057624 > t tabel 0,05 sebesar 3,84). Sedangkan berat pati tapioka rata-rata  246,266 gram setelah diuji dengan uji t tak berbeda nyata 1,411 > t tabel 0,05 sebesar 3,84). Penerapan sistem sirkulasi air proses pada indsutri tapoika terbukti dapat menghemat air proses, namun hasil tapioka tetap putih dengan hasil berat pati yang tak berbeda, namun beban cemaran limbah cairnya semakin meningkat

 

Kata kunci:  air proses, ekstrak, limbah cair tapioka, derajat putih


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.47728/ag.v28i2.41

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.