Kajian Dosis Pupuk Anorganik Terhadap Multicropping Tanaman Timun (Cucumis sativus L.) Dan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.)
Abstract
Sistem multicropping menjadi pendekatan strategis dalam meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan hasil panen di tengah keterbatasan sumber daya pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dosis pupuk anorganik NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman timun (Cucumis sativus L.) dan tomat (Solanum lycopersicum L.) dalam sistem tanam monokultur dan multicropping. Penelitian dilaksanakan di Kebun Benih TPH Tohudan, Karanganyar, menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial dengan dua faktor: jenis tanaman (timun, tomat, dan kombinasi multicropping) dan dosis pupuk NPK (0, 200, dan 300 kg/ha), dengan tiga ulangan. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, BWD, jumlah dan berat buah per petak, jumlah dan berat buah bagus per petak, jumlah dan berat buah rusak per petak, volume buah, pH tanah, suhu udara, dan curah hujan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman timun dan tomat dalam sistem monokultur memberikan respons yang lebih signifikan terhadap penambahan pupuk anorganik dibandingkan dalam sistem multicropping. Pemberian pupuk NPK dosis 200 kg/ha (M1) memberikan hasil terbaik pada sebagian besar parameter untuk sistem monokultur, sedangkan dalam sistem multicropping tidak ditemukan perbedaan nyata antar dosis. Dosis 0 kg/ha (M0) terbukti sebagai perlakuan paling efisien dalam sistem multicropping karena tidak menurunkan mutu dan hasil panen secara signifikan. Efektivitas pupuk dalam sistem multicropping menurun akibat adanya kompetisi antar tanaman, sehingga diperlukan strategi pemupukan yang lebih adaptif.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.47728/ag.v43i2.651
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.