EFISIENSI EKONOMIS PENAMBAHAN KATU (Sauropus androgynus L) DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN

Rumiyadi .

Abstract


Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan katu terhadap produksi susu, pendapatan bersih, rentabilitas, dan efisiensi ekonomis pada usaha ternak sapi perah. Penelitian dilaksanakan di CV. Argasari, Desa Tegalrejo, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Materi yang digunakan adalah : 1). Sapi perah FH jumlah 15 ekor dengan kriteria perode laktasi tahun kedua bulan laktasi kelima dan keenam, rata-rata bobot badan 412,20 ± 59,47 kg (CV = 14,43%) rata-rata produksi susu adalah 9,49 ± 1,27 liter (CV = 13,38%); 2). Ransum (tebon jagung, konsentrat dan bubuk katu). Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah : T0 = Tebon jagung (40%) + Konsentrat (60%) + Katu 0% sebagai kontrol; T1 = Tebon jagung (40%) + Konsentrat (60%) + Katu 0,02% BB; T2= Tebon jagung (40%) + Konsentrat (60%) + Katu 0,03% BB; T3= Tebon jagung (40%) + Konsentrat (60%) + Katu 0,04% BB; T4= Tebon jagung (40%) + Konsentrat (60%) + Katu 0,05% BB. Parameter yang diamati meliputi produksi susu, pendapatan bersih, rentabilitas dan efisiensi ekonomis. Data dianalisis dengan Analisis Varian (Anova). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Rata-rata produksi total selama satu bulan T0 = 220,16 liter; T1 = 261,49 liter; T2 = 264,72 liter; T3 = 269,75 liter dan T4 = 282,75 liter. 2). Pendapatan bersih selama satu bulan : T0 = Rp 497.696,05; T1 = Rp 329.561,30; T2 = Rp 412.491,80; T3 = Rp 329.253,71 dan T4 = Rp 321.572,82. 3). Rata-rata rentabilitas selama satu bulan adalah T0 = 185,66%; T1 = 105,64%; T2 = 109,89%; T3 = 78,89%; T4 = 68,20%. 4). Produksi Rata-rata tertinggi pada T1 = 261,49 liter. 5). Efisiensi ekonomis penambahan katu pada ransum : T1 = 1,0624; T2 = 0,1143; T3 = 0,1786 dan T4 = 0,5305. 6). Pendapatan produksi susu tertinggi pada T1 = Rp 24.099,11. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: pemberian katu pada sapi perah dengan level  0,02; 0,03; 0,04 dan 0,05% dari bobot badan (BB) belum dapat mempengaruhi produksi susu secara nyata. Semakin besar level penambahan katu secara teknis menunjukkan produksi susu yang semakin besar namun terhadap pendapatan bersih dan rentabilitas justru semakin kecil. Efisiensi penambahan katu pada level 0,02% belum efisien, sedangkan pada level 0,03; 0,04 dan 0,05% BB tidak efisien. Bila dibandingkan dengan level-level lain, penambahan katu pada level 0,02% secara ekonomis mempunyai efisiensi yang paling baik.

 

Kata kunci : efisiensi ekonomis, katu, ransum, sapi perah.


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.47728/ag.v29i1.48

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.