ANALISIS BREAK EVEN POINT DARI PEMANFAATAN DAUN ENCENG GONDOK (Eichhornia crassipes) TERFERMENTASI SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF ITIK PENGGING JANTAN

Sari Setiyowati L. D. Mahfudz S A. Setiadi

Abstract


ABSTRAK

Peran itik sebagai penghasil daging di Indonesia menurut data statistik pada tahun 2010 masih rendah, yaitu hanya dapat memenuhi 6,4 ribu ton dari kebutuhan itik sebesar 14,3 ribu ton, sehingga kekurangan daging mencapai 7,9 ribu ton. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Percobaan Pemeliharaan Ternak Unggas, Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian formulasi pakan yang menguntungkan dari ke lima penelitian adalah formulasi pakan yang menggunakan daun eceng gondok fermentasi 5%. Hasil dari formulasi pakan ini memberikan keuntungan sebesar Rp. 91.169,00. Setelah dilakukan satu kali dilakukan penelitian pemeliharaan 125 ekor itik, harga jual dari penelitian tersebut adalah sebesar Rp. 39.498,00. Break Even Point (BEP) tercapai pada tingkat penjualan sebesar 223 ekor atau senilai Rp. 8.806.911,00. Berdasarkan studi aspek teknis dan finansial yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan itik untuk 125 ekor belum layak untuk dijalankan.

 

Kata Kunci : BEP, eceng gondok,  itik pengging.

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.47728/ag.v31i2.57

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.